Welcome to my blog :)

rss

Senin, 11 Juni 2012

trauma pada bayi baru lahir

Trauma pada bayi baru lahir adalah trauma yang diterima dalam atau karena proses kelahiran. Istilah trauma lahir digunakan untuk menunjukkan trauma mekanik dan anoksik, baik yang dapat dihindarkan maupun yang tidak dapat dihindarkan, yang didapat bayi pada masa persalinan clan kelahiran.

Trauma dapat terjadi sebagai akibat ketrampilan atau perhatian medik yang tidak pantas atau yang tidak memadai sama sekali, atau dapat terjadi meskipun telah mendapat perawatan kebidanan yang terampil dan kompeten clan sama sekali tidak ada kaitanriya dengan tindakan atau sikap orang tua yang acuh tak acuh.

Pembatasan trauma pada bayi baru lahir tidak meliputi trauma akibat amniosentesis, tranfusi intrauteri, pengambilan contoh darah vena kulit kepala atau resusitasi, beberapa kondisi karena trauma pada bayi baru lahir.

1) Trauma pada bayi baru lahir perlukaan kulit

Kelainan mi mungkmn timbul pada persalinan yang mempergunakan alat-alat seperti cunam atau vakum. Infeksi sekunder merupakan bahaya yang dapat timbul pada kejadian mi. Karena itu, kebersihan dan pengeririgan Wit yang terluka perlu diperhatikan. Bila perlu dapat juga digunakan obat-obat antiseptik lokal. Biasanya diperlukan waktu 6-8 minggu untuk penyembuhan.

2) Trauma pada bayi baru lahir enitema, ptekiae, abrasi, ekimosis dan nekrosis lemak subkutan Jenis persalinan yang sering menyebabkan kelainan mi yaitu presentasi muka clan persalinan yang diselesaikan dengan ekstraksi cunam clan ekstraksi vakum. Kelainan mi memerlukan pengobatan khusus dan menghilang pada minggu pertama.

3) Trauma pada bayi baru lahir perdarahan subaponeurotik
Perdarahan mi terjadi di bawah aponeurosis akibat pecahnya vena-vena yang menghubungkan jaringan di luar dengan sinus-sinus di dalam tengkorak. Perdarahan dapat terjadi pada persalinan yang diakhiri dengan alat, dan biasanya tidak mempunyai batas tegas, sehingga kadang-kadang kepala berbentuk asimetnis. Kelainän mi dapat menimbulkan anemia, syok, atau hiperbilirubinemia.

0 komentar:

Posting Komentar